Seperti yang kita ketahui, ada empat jenis rasa dasar yang bisa dirasakan oleh lidah kita, yaitu manis, asam, asin, dan pahit.
Namun akhir-akhir ini, kata “umami” semakin sering kita dengar dan mulai dianggap sebagai rasa dasar yang kelima.
Sebenarnya, apa sih itu rasa umami?
Sejarah Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang (うま味) yang bisa diartikan sebagai lezat atau gurih.
Pada awalnya, umami dianggap sebuah rasa hasil kombinasi dari beberapa rasa dasar, sehingga terasa gurih. Misalnya seperti rasa daging atau sup yang kaya akan kaldu.
Sudah kebayang kan rasa umami itu bagaimana?
Suatu saat, seorang profesor di Jepang yang bernama Kikunae Ikeda mencicipi sup buatan sang istri yang menggunakan lobak putih dan tahu. Kaldu sup berasal dari rumput laut kering yang disebut kombu.
Profesor Ikeda pun penasaran dari mana asal rasa gurih ini. Dan pada akhirnya di tahun 1908, profesor ini berhasil menemukan asal rasa tersebut.
Rasa umami ini berasal dari glutamat, salah satu asam amino yang paling umum ditemukan dalam makanan, dan bahkan bisa ditemukan dalam tubuh kita loh!
Di tahun 1909, profesor Ikeda berhasil memproduksi zat ini dalam kuantitas besar. Glutamat digabungkan dengan natrium, dan hasilnya adalah bentuk kristal-kristal kecil seperti gula. Inilah yang saat ini kita kenal sebagai Ajinomoto.
Kristal ini kemudian disebut sebagai monosodium glutamat atau disingkat sebagai MSG, atau terkadang kita sebut sebagai micin.
Baca juga Kenapa Micin Bikin Haus?
Rasa Kelima
Pada awalnya, rasa umami tidak dianggap sebagai rasa dasar. Namun setelah dilakukan penelitian, akhirnya di tahun 1985, “umami” resmi menjadi nama ilmiah untuk rasa dasar ini.
Mengapa dianggap sebagai rasa dasar?
Para peneliti menyatakan bahwa rasa umami ini sebenarnya berdiri sendiri, bukan merupakan kombinasi dari keempat rasa lainnya. Selain itu, ada reseptor khusus di lidah kita yang dipakai untuk merasakan umami.