Melihat Karakter Seseorang Ketika Mengantri Di Supermarket

Baru saja saya membaca sebuah artikel yang saya tidak ketahui siapa pengarangnya. Dia memberikan sebuah ide tentang cara menilai karakter seseorang dari cara dia mengantri ketika hendak membayar belanjaannya di sebuah supermarket yang cukup ramai.

Tipe yang pertama, orang ini akan memilih sebuah jalur antrian dan tidak akan berpindah-pindah lagi sampai giliran dia dilayani. Jika terjadi masalah pada kasir, dia pun akan terus menunggu. Jika dia pindah ke jalur antrian lainnya, dia khawatir juga akan mengalami masalah lainnya dan menyesali keputusannya.

Tipe yang kedua, orang ini akan terus memantau jalur antrian lainnya. Jika jalur lainnya terlihat lebih cepat, dia akan segera berpindah. Setelah pindah jalur, dia juga masih terus memantau jalur lainnya, dan berpindah jalur lagi jika merasa ada jalur yang lebih cepat.

Tipe yang ketiga, orang ini akan mencari jalur antrian yang menurutnya paling cepat dan kemudian menunggu sampai gilirannya. Bedanya dari orang pertama, jika dia merasa ada masalah yang timbul di jalur antriannya, dia akan segera mengganti jalur antrian baru dan menunggu sampai gilirannya, tidak berpindah-pindah lagi seperti tipe orang kedua.

Kamu tipe yang mana?

Menurut si penulis, orang tipe pertama cenderung memiliki kehidupan yang pas-pasan. Dia tidak berani berubah, dia lebih memilih terus berada di zona nyaman, padahal zona yang dia tempati saat ini sebenarnya tidak nyaman. Dia sudah nyaman terhadap ketidak-nyamanan yang dia alami.

Orang tipe kedua adalah yang kita sebut sebagai kutu loncat. Orang seperti ini dalam hidupnya sangat sulit untuk fokus, sehingga apapun yang dia kerjakan, hasilnya pasti tidak pernah maksimal. Baru mencoba sesuatu hal, dia langsung berganti profesi ketika menemukan kesulitan kecil. Padahal kesulitan-kesulitan kecil itu bisa saja persyaratan menuju kesuksesan.

Kita sebaiknya menjadi orang tipe ketiga. Kita harus fokus ketika menjalankan suatu hal, tetap fokus walaupun menemukan kesulitan-kesulitan. Namun kita juga tidak boleh terlalu kaku. Jika kita merasakan apa yang kita kerjakan sudah tidak sesuai harapan, kita harus berani berpindah jalur.

Semoga bermanfaat!

Tinggalkan komentar