Perbedaan Arus Listrik AC dan DC

Mungkin kita sudah sering mendengar ada dua jenis arus listrik, yaitu AC dan DC. Namun, masih banyak orang yang belum mengerti perbedaannya.

Listrik ya listrik… memang beda ya?

Nah, karena itu pada artikel kali ini kita akan membahas perbedaan dua jenis arus listrik ini agar kedepannya kita tidak salah pakai. Bisa berabe loh!

Arus AC (Alternating Current)

Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya arus bolak balik. Beneran bolak balik! Karena itu dalam pemakaiannya kita bebas menyambungkan listrik tanpa harus melihat kutub negatif atau positif.

Contoh arus AC adalah listrik yang ada di rumah atau kantor kita. Ketika kita mencolok cok listrik, kita gak perlu melihat mana positif mana negatif kan?

Karena bolak balik terus, arus listrik akan berubah berulang kali dari positif menjadi negatif lalu menjadi positif lagi dan negatif lagi.

Kalau di Indonesia, arus listrik pada umumnya adalah 220AC, yang artinya arus listrik akan berubah-ubah dari rentang +220V hingga -220V.

Seberapa cepat perubahan ini? Bergantung pada frekuensi listrik. Di Indonesia, pada umumnya frekuensi arus listrik adalah 50Hz. Yang artinya dalam 1 detik akan terbentuk 50 gelombang. Kira-kira begini ilustrasinya.

Sumber: zenius.net

Arus DC (Direct Current)

Dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai arus searah. Artinya arus listrik bergerak dari kutub positif ke kutub negatif.

Biasanya arus listrik ini yang dihasilkan oleh baterai atau media penampungan lainnya, sehingga voltasenya jauh lebih kecil.

Arus DC selalu stabil, tidak seperti arus AC yang bisa berubah menjadi nol dan minus. Begini ilustrasinya.

Sumber: zenius.net

Mengapa Lampu Rumah Kedap Kedip

Bagi yang memiliki mata yang cukup jeli pasti akan melihat bahwa lampu yang biasa dipasang di rumahan itu sebenarnya kedap kedip. Karena terlalu cepat saja, maka tidak terlihat. Buktinya, bisa dilihat di video slow-motion ini.

Mengapa bisa kedap-kedip?

Hal ini dikarenakan bola lampu menggunakan arus listrik bolak balik. Ketika arus berada di titik 0 volt, pada saat itu bola lampu akan meredup karena tidak dialiri listrik.

Bagaimana Perangkat Listrik DC Bisa Menggunakan Arus AC?

Ada banyak perangkat listrik dalam hidup kita sehari-hari yang menggunakan arus DC. Misalnya komputer dan smartphone.

Pada umumnya, perangkat listrik yang menggunakan chip, harus menggunakan arus DC. Karena setahu saya tidak ada chip yang bisa menerima arus AC.

Jadi, bagaimana smartphone dan laptop kita bisa menerima arus AC?

Nah, coba diperhatikan. Ketika kita menyambungkan listrik ke perangkat listrik tersebut, kita juga membutuhkan satu benda sebagai perantara, yang dikenal sebagai adaptor, ataupun sering kita sebut sebagai charger.

Charger atau adaptor ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC, sehingga listrik menjadi aman disambungkan ke perangkat.

Coba dilihat tulisan-tulisan kecil di bagian adaptor atau charger kamu, pasti ada tulisan input dan output. Pada bagian input, akan tertera berapa volt AC yang bisa diterima charger, dan kemudian di bagian output, akan tertera berapa volt DC.

Nah, sudah tau kan fungsinya?

Karena itu penting juga untuk kita ketahui, sebenarnya berapa voltase DC yang bisa diterima oleh perangkat kamu. Jika kamu menggunakan charger lain yang bisa menghasilkan voltase DC yang lebih tinggi, ada resiko perangkat listrik kamu akan rusak.

Leave a Comment