Rahasia Umur Panjang Penduduk Ikaria

Ikaria adalah sebuah pulau kecil di Yunani. Fenomena hebat yang terjadi di pulau ini adalah tingginya umur harapan hidup. Rata-rata penduduk Ikaria hidup 10 tahun lebih lama dibandingkan dengan penduduk Eropa pada umumnya.

Para peneliti percaya bahwa kondisi geografis dan gaya hidup sehari-hari para penduduk Ikaria yang memberi mereka umur yang panjang.

Kondisi Wilayah Dan Gaya Hidup

Ikaria memiliki udara yang segar, relatif bebas polusi. Para penduduk menikmati hidup dalam suasana santai dan memiliki kepercayaan tinggi satu sama lain. Mereka senang bercocok tanam dan berternak, yang kemudian hasilnya akan dibagikan ke penduduk lainnya.

Kondisi wilayah yang bergunung-gunung membuat warga selalu bergerak naik-turun sehingga mereka memiliki fisik yang kuat. Radiasi natural dari batu-batu granit yang membentuk pegunungan memiliki juga dipercaya memiliki hubungan dengan rahasia umur panjang.

Penduduk Ikaria biasanya makan ikan dan banyak sayuran dengan hanya sedikit daging. Makanan diolah dengan minyak zaitun. Tanaman hijau liar dipetik dari bukit-bukit untuk dimasak atau sebagai bahan obat.

Mereka juga senang minum teh dengan seduhan daun kering campuran sagethymemint, serta chamomile. Sementara bahan pemanisnya adalah madu lokal.

Tingkat merokok juga rendah, warga biasa tidur siang, laju kehidupan lambat dimana orang selalu menyempatkan diri bersantai dan bergaul minum-minum anggur secukupnya. Orang tua sangat dihormati di sini. Level depresi dan kepikunan relatif rendah.

Stamatis Moraitis

Seorang warga Ikaria bernama Stamatis Moraitis tercatat lahir pada tanggal 1 Januari 1915. Tetapi menurut dia, umur dia sebenarnya jauh lebih tua dibandingkan dengan yang tercatat di dokumen kelahiran.

Stamatis Moraitis menganggap anggur adalah rahasia umur panjangnya. Menurut dia anggur di Ikaria jauh lebih baik karena tidak ada zat tambahan, seperti yang banyak beredar di pasaran.

Padahal 50-an tahun yang lalu di Amerika Serikat, Stamatis divonis tinggal memiliki waktu 6 bulan untuk hidup. Kemudian dia memutuskan untuk pulang ke Ikaria karena ingin dikubur dekat orang tuanya, terlebih lagi pemakaman di Amerika sangat mahal.

Sesampainya di Ikaria, Stamatis hanya ingin hidup bersenang-senang menikmati sisa umurnya. Dia bertemu dengan teman-temannya dan menikmati anggur bersama mereka.

Hari demi hari berlalu dengan bersenang-senang minum anggur, tidak ada tanda Stamatis akan segera meninggal dunia. Bahkan kakek ini masih semangat mengurus kebun zaitun dan anggur miliknya.

“Beberapa tahun lalu saya kembali ke AS mencoba mencari dokter yang dulu mendiagnosa penyakit saya. Tidak ketemu. Semuanya sudah meninggal.”, begitulah katanya.

Beliau meninggal pada tahun 2013, namun pastinya bukan dikarenakan kanker.

Tinggalkan komentar