Renungan: Bagaimana Jika Seandainya Kamu Mati Hari Ini?

Pertanyaan ini tiba-tiba muncul di pikiran saya ketika semalam saya merenung sebentar sambil berbaring di atas tempat tidur.

Seandainya kamu percaya bahwa ada dimensi lain setelah kehidupan manusia (baca: arwah atau roh), dan dalam dimensi ini kamu masih memiliki kesadaran, apakah ada hal-hal yang kamu sesali?

Kata-kata terakhir yang kamu ucapkan kepada orangtua, istri, anak atau orang-orang lainnya yang kamu kasihi. Sudahkah kamu memberitahu mereka kalau kamu menyayangi mereka.

Mungkin budaya kita agak berbeda dengan budaya barat. Mereka bisa dengan gampang mengucapkan “I love you” kepada orangtua mereka, tapi hal ini terlihat lucu atau aneh di budaya kita.

Tidak apa-apa. Jika memang begitu, coba ingat bagaimana komunikasi atau aktifitas terakhir yang kamu lakukan bersama dengan orang yang kamu sayangi. Apakah sudah menunjukkan bahwa kamu menyayangi mereka.

Coba bayangkan seandainya… SEANDAINYA… yang terjadi terakhir kali ketika kamu bertemu dengan orangtua adalah sebuah cekcok yang tidak diakhiri dengan baik. Apakah yang akan kamu (yang dalam bentuk roh atau arwah) rasakan? Penyesalan?

Sekarang mari kita merenung lebih jauh lagi…

Bagaimana jika seandainya sebuah komet raksasa menabrak Bumi dan planet yang kita tempati ini pecah tanpa sisa.

Apakah semua yang kita miliki dan semua yang kita capai dalam hidup ini penting?

Jika hanya kita yang mati, apa yang kita miliki bisa diwariskan ke anak istri, apa yang kita capai (misalnya kontribusi besar untuk dunia) bisa membuat keluarga kita lebih dihormati orang-orang.

Namun apa artinya semua itu jika sudah tidak ada manusia di alam semesta ini?

Apakah semuanya akan berakhir?

Atau… adakah episode lainnya yang belum bisa kita tebak?

Jikapun ada kelanjutannya, apakah semua yang kita miliki dan capai sebelumnya akan mempengaruhi hidup kita di episode berikut?

Dan jika kamu yakin hidup ini adalah episode terakhir, bagaimana cara kamu menghabiskan hidup ini?

Tinggalkan komentar