Nasi merupakan salah satu makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia yang ada di Bumi ini. Saya juga pernah bercanda mengatakan mungkin kita ini sedang kecanduan nasi. Bisa dibaca di artikel ini Apa Itu Kecanduan? Bagaimana Cara Mengatasinya?
Mengonsumsi nasi menjadi satu hal yang sangat biasa. Saking biasanya, hampir tidak ada pernah yang menanyakan siapa sih yang menemukan nasi. Siapa sih yang memiliki pemikiran cemerlang hingga bisa mengolah padi menjadi beras dan kemudian menjadi nasi.
Jujur saja, dari hasil riset saya di Internet, saya masih belum bisa menemukan informasi tentang penemu nasi. Namun… di akhir artikel ini, saya ingin berbagi tentang dua fakta penting yang perlu kita ingat terus.
Jadi langsung saja ya, mari kita mulai.
Sejarah Nasi
Ada beberapa cerita sejarah tentang nasi. Saya tidak bisa mengatakan mana yang benar karena saya bukan ahlinya. Namun saya akan memilih satu yang paling sering saya temukan di Internet, dan juga sesuai atau konsisten dengan artikel sejarah nasi yang dipublikasikan oleh Quatr, salah satu sumber online terpercaya untuk informasi tentang sejarah-sejarah yang ada di dunia.
Tiongkok Kuno
Menurut Quatr, beras diperkirakan mulai ditanam manusia di wilayah selatan Tiongkok kuno sekitar 10.000 tahun yang lalu. Dari sana kemudian tersebar ke negara-negara tetangganya seperti India, Vietnam dan Thailand.
Ada yang membuat saya heran dengan informasi di atas. Kerajaan tertua di Tiongkok, dinasti Xia, dimulai pada tahun 2.070 SM, hampir 4.000 tahun yang lalu. Bagaimana bisa, umat manusia yang ada di zaman 6.000 tahun sebelumnya, berpikir tentang menanam padi? Yang lebih heran lagi, buat apa mereka menanam padi? Apakah sudah tahu cara mengolahnya menjadi beras dan nasi?
Jika teman pembaca ada yang bisa menjelaskan, silakan ditulis di bagian komentar ya, agar saya bisa menambahkan penjelasannya di artikel ini.
Namun saya tetap menganggap benar kalau beras atau nasi itu berasal dari Tiongkok. Alasannya karena Tiongkok merupakan negara pengonsumsi beras yang memiliki peradaban tertua di Bumi ini. Jadi cukup masuk akal jika sesuatu yang sangat mendasar ini berasal dari perdaban tertua.
Jalur Sutera
Setelah beberapa ribu tahun, terbentuklah jalur perdagangan antar negara yang kita kenal dengan sebutan Silk Road atau Jalur Sutera. Sekitar 300 SM, beras mulai memasuki wilayah barat Asia dan Yunani.
Setelah itu, di zaman kerajaan Romawi Kuno, manusia mulai menanam padi di wilayah sekitar Laut Mediterania, bagian selatan Eropa dan bagian utara Afrika termasuk juga Mesir.
2 Fakta (Pelajaran) Penting
Nah, sekarang saya ingin berbagi tentang dua buah hal yang terinspirasi ketika saya meriset sejarah beras atau nasi. Bagi saya, dua hal ini merupakan pelajaran penting yang harus kita ingat dalam hidup kita.
1. Sejarah Tidak Selalu Benar
Ada yang mengatakan kalau sejarah itu ditulis oleh pemenang. Maksudnya begini.
Kita bisa membaca sejarah tentang perang dunia, yang pastinya ditulis oleh negara ataupun aliansi negara yang merupakan pemenangnya. Sudah pasti, tidak ada yang ingin menuliskan hal jelek tentang dirinya sendiri, apalagi akan dijadikan sebuah sejarah yang akan dipelajari terus oleh generasi-generasi berikutnya.
Menurut saya, kita tidak boleh percaya begitu saja terhadap sejarah. Setiap informasi yang kita baca, harus kita cerna baik-baik. Jika rasanya tidak masuk akal, gali atau riset lebih dalam lagi.
2. Ada Makhluk Lain Di Bumi Yang Belum Kita Ketahui
Ada orang yang memiliki kepercayaan bahwa sesuatu yang tidak bisa dilihat itu tidak nyata.
Saya menghormati pandangan ini, namun saya tidak setuju. Menurut saya, ada makhluk-makhluk lainnya yang ada di muka Bumi ini yang belum kita ketahui. Bahkan menurut saya, mereka ini jauh lebih cerdas atau memiliki kemampuan yang lebih hebat yang belum bisa kita bayangkan.
Mengapa saya bisa berpendapat demikian?
Karena sampai sekarang, saya masih heran bagaimana nenek moyang kita belajar mengolah padi menjadi beras, dan terlebih lagi menjadi nasi yang bisa dimakan.
Memangnya mereka ada waktu untuk melakukan riset. Padahal seperti yang kita ketahui, cara berpikir manusia di zaman purba itu lebih ke jangka pendek. Mereka hanya memikirkan agar besok tidak mati kelaparan, mereka tidak akan memikirkan 5 bulan lagi (waktu panen padi) makan apa.
Saya rasa, ada makhluk lainnya yang mengajarkan ilmu mengolah beras ke mereka. Mungkin makhluk lain ini yang kita sebut sebagai Alien, Dewa, Roh, atau lainnya menurut kepercayaan masing-masing.
Bagaimana menurut teman-teman pembaca sekalian?