Kopi merupakan sebuah minuman yang sangat populer di dunia, sampai-sampai biji kopi menjadi komoditas terbesar kedua di dunia setelah minyak bumi.
Minuman ini sangat digemari orang karena aromanya. Sedangkan kafein yang dikandung dalam kopi, sebagian sangat bergantung padanya, dan sebagian lagi sangat menakutinya. Untungnya, bagi yang anti terhadap kafein, ada sebuah proses yang dinamakan dekafeinasi yang berfungsi untuk membuang hampir semua kandungan kafein dalam biji kopi.
Di negara Amerika Serikat, standar dekafeinasi adalah menghilangkan hingga 97% kafein yang ada dalam biji kopi. Sedangkan di negara-negara Eropa, standarnya adalah 99.9% kafein harus terbuang dalam proses dekafeinasi.
Penemuan Dekafeinasi
Proses dekafeinasi pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang asal Jerman bernama Ludwig Roselius dan juga partner-partnernya.
Penemuan ini terjadi secara tidak sengaja. Kereta yang mengangkut komoditas kopinya terendam air laut, dan mereka menemukan kalau kandungan kafein dalam biji kopinya menjadi sedikit, namun aroma biji kopi yang terendam hampir tidak terpengaruh, tetap harum.
Proses ini kemudian dikembangkan lebih lanjut, dan kemudian berhasil dipatenkan di tahun 1906.
Kopi dekafeinasi yang pertama kali dikomersilkan ini diberikan nama Kaffee HAG yang sebenarnya merupakan nama dari perusahaan yang menjualnya yaitu Kaffee Handels-Aktien-Gesellschaft.
Jenis-Jenis Proses Dekafeinasi
1. Menggunakan Larutan Kimia
Proses menggunakan larutan kimia terbagi menjadi dua jenis, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
Proses Langsung
Secara langsung, biji kopi yang masih hijau direndam dan kemudian dicuci dengan larutan kimia untuk menghilangkan kafein yang dikandung. Proses ini diulang beberapa kali. Setelah selesai, biji kopi kemudian dikeringkan sebelum diproses lebih lanjut seperti biji kopi biasanya.
Pada awalnya, larutan kimia yang sering digunakan adalah benzena. Namun setelah ditemukan bahwa benzena merupakan zat karsinogen (tidak baik untuk kesehatan), dicarilah larutan kimia jenis lainnya.
Yang sering dipakai sekarang adalah senyawa kimia yang disebut etil asetat. Karena senyawa kimia ini dianggap yang paling alami untuk makanan, proses dekafeinasi menggunakan etil asetat juga disebut sebagai naturally decafeinated, atau artinya dekafeinasi alami.
Proses Tidak Langsung
Dalam proses tidak langsung, biji kopi diseduh seperti biasanya kita membuat secangkir kopi. Setelah itu, air hasil seduhan ini yang diproses dengan larutan kimia untuk membuang kandungan kopi yang ada di dalam air tersebut.
Air yang merupakan hasil dari proses ini kemudian dipakai kembali untuk menyeduh biji kopi di proses selanjutnya. Sehingga setelah mengulangi proses ini beberapa kali, hasil akhirnya adalah air yang bebas kafein namun tetap memiliki karakteristik kuat dari biji kopi yang diseduh.
2. Proses Air Swiss
Proses ini sudah jarang digunakan di zaman sekarang. Proses ini menggunakan air tanpa adanya senyawa kimia lain.
Dalam proses ini, biji kopi yang masih hijau direndam dengan air panas beberapa saat hingga kafein yang dikandungnya berkurang. Air hasil rendaman ini kemudian disaring menggunakan filter arang aktif untuk menghilangkan kafeinnya saja.
Kelemahan dari proses ini adalah karakteristik kopi yang ada dalam air hasil rendaman tersebut ikut menurun. Karena itu, proses ini biasanya diulangi lagi. Air hasil rendaman sebelumnya digunakan untuk menyeduh biji kopi hijau berikutnya.
3. Menggunakan Karbondioksida
Teknik ini dikembangkan oleh seorang peneliti dari Max Planck Institute yang bernama Kurt Zosel.
Dalam proses ini, biji kopi yang masih hijau dimasukkan ke dalam wadah besi tertutup, direbus dalam air dan diberikan tekanan tinggi.
Campuran air dan karbondioksida akan disirkulasikan ke dalam wadah tersebut. Kafein kemudian akan terurai ke dalam karbondioksida, namun rasa dan karakteristik biji kopi tidak hilang sama sekali.
Ini merupakan proses dekafeinasi yang paling inovatif untuk saat ini.
~
Nah, menurut teman-teman sekalian, apa pendapat kalian minum kopi yang tidak ada kafeinnya sama sekali? Apakah masih termasuk kopi? Hehe